Kamis, 25 Juli 2013

Makanan buat diabetes


tarif bekam

Cupping

Cupping is used to treat muscular pain and remove unwanted toxin from your body.
Price: Rp.60.000 for 30 min of cupping treatment.

Khasiat buah Mangga


Mangga diperkirakan sebagai buah asli dari Asia Tenggara dan Asia Selatan terutama Burma, Bangladesh dan  India, hal itu diketahui dari catatan-catatan sejarah sejak 25 hingga 30 tahun lalu. Dulu, mangga dikenal sebagai ‘makanan dewa-dewi’. Referensi mengenai hal ini dapat dilihat di kitab-kitab veda Hindu. Dalam kitab itu juga tertulis  bahwa  biksu2 budha membudidayakan buah mangga pada 4000 SM. Buah mangga pada masa itu dianggap sebagai buah suci karena sang Buddha sering bermeditasi dibawah pohon mangga. Selain itu mangga (kala itu) menurut ajaran Hindu dianggap sebagai penjelmaan Dewa Prajapati sebagai dewa pencipta langit dan bumi. Pada abad ke 5 SM, para biksu membawa mangga ke Malaya. Penulis tentang Mangga pertama kali adalah Huien Tsang (asal India) pada tahun 632-45 SM. Sementara Alexander Agung adalah orang asing pertama (dari luar india) yang melihat mangga untuk pertama kalinya, yaitu sekitar tahun 327 SM.
Dari India, mangga diperkirakan menyebar ke Semananjung Malaysia, Indonesia dan sekitarnya. Penyebaran dilakukan oleh para pedagang India sambil menyebarkan agama Hindu dan Budha pada sekitar abad ke 4 atau 5 SM.
Pedagang Persia lalu menyebarkan mangga ke asia tengah, lalu diperkenalkan ke benua afrika pada abad ke 16, dan ke negara brazil dan portugis pada tahun 1700-an. Orang Portugis lalu menyebarkan mangga ke Kepulauan Canari dan Azore pada abad 19.
Setelah itu, mangga menyebar di Amerika utara, Selatan dan negara-negara Meksiko, Ekuador, Peru, Brazil, Guatemala dan Haiti. Di Amerika Serikat, mangga tumbuh subur di daerah Florida, California dan Hawaii karena di tiga tempat itulah iklim yang cocok bagi mangga untuk tumbuh dengan suburnya.
Puerto Rico, terkenal sebagai salah satu negara yang memproduksi mangga paling banyak. Negara tersebut memproduksi mangga secara komersial hampir tiga puluh tahun sejak mangga dikenal di sana. Lebih dari 4000 hektar tanah ditanam pohon mangga yang kemudian saat panen, mangga2 tersebut diekspor ke Eropa dan Amerika Serikat.
Sementara di Coachella Valley (California) tersedia tidak kurang dari 200 hektar tanah untuk ditanami mangga. Mangga rentan terhadap hawa dingin, hal itu membuat petani berpikir ulang untuk menanam mangga dan menggantinya dengan anggur dan jeruk. Namun begitu, Hawaii tetap membudidayakan mangga. Terdapat setidaknya 300 hektar lahan yang ditanami mangga, dimana saat panen nanti, mangga2 itu akan dijual secara lokal.
Banyak varietas mangga yang dipanen di Florida Selatan. Hal tersebut merupakan kegiatan atau program agriculture dari USDA (the United States Department of Agriculture).  David Fairchild, pendiri USDA, amat sangat rajin menyebarluaskan tentang pembudidayaan mangga menjadi komoditi buah yang baik untuk industri.  Program yang ia prakarsai tersebut akhirnya berhasil diterima dengan baik oleh para petani di sekitar Florida Selatan sehingga penanaman buah mangga semakin gencar dilakukan.
Pohon mangga,  masuk dalam famili Anacardiaceae. Spesiesnya terdiri dari 35 hingga 40 spesies. Sebut saja mangga arum manis, mangga gedong, mangga madu, dll.
Nama Mangga
Nama mangga asal mulanya berawal dari kata Malayalammaanga, yang kemudian dipopulerkan oleh orang-orang portugis selepas menjajah negara India.
Mangga dalam bahasa Inggris dikenal dengan nama Mango, bahasa portugis Manga. Bahasa Tamil (India) menyebut mangga sebagai mangkay atau mang-a. Sementara bahasa botani menyebut mangga sebagai mangiferaindica yang artinya mangga yang berasal dari India.
Mangga di Indonesia
Mangga mulai ditanam di Kepulauan Maluku pada tahun 1665. Menurut beberapa dokumentasi tentang mangga, jumlah pohon mangga di seluruh pulau Jawa (pada awal mula mangga dibudidayakan) adalah sebanyak 5 juta pohon, terdiri dari beberapa varietas seperti mangga kweni, kebembam, kemang dan embacang. Namun jumlah itu, kini, hanya tinggal 30 – 40% saja. Hal ini disebabkan oleh menyempitnya ladang dan banyaknya pohon tua yang mati dan usaha untuk meremajakan kembali pohon mangga yang begitu lambat.
Sentra penanaman mangga di Indonesia terdapat di Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jawa Barat, DI Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur.
Yang terkandung dalam mangga
1. Serat
Kandungan serat dalam mangga sekitar 1,8 persen, memberikan kontribusi yang cukup terhadap kebutuhan serat manusia. Serat pangan memiliki peran fisiologis terhadap usus. Kurangnya konsumsi serat dapat menyebabkan timbulnya penyakit degeneratif, seperti aterosklerosis (penyumbatan pembuluh darah), jantung koroner, diabetes melitus, hiperkolesterolemia (kelebihan kolesterol), hipertensi, hiperlipidemia (kelebihan lemak), dan kanker usus. Serat pangan buah mangga terdiri dari serat pangan larut, yaitu pektin dan serat pangan tidak larut yaitu selulosa. Masing-masing jenis serat pangan ini sangat penting bagi kesehatan tubuh. (sumber: Prof. DR. Made Astawan, ahli teknologi pangan dan gizi).
Fungsi utama serat pangan larut:
~ memperlambat kecepatan pencernaan dalam usus, sehingga aliran energi ke tubuh menjadi berkurang.
~ memberi perasaan kenyang yang lebih lama
~ memperlambat penyerapan glukosa, sehingga membutuhkan sedikit insulin untuk mengubah glukosa menjadi energi.
~ membantu mengendalikan berat badan dengan memperlambat munculnya lapar.
~ meningkatkan kesehatan saluran pencernaan dengan cara meningkatkan motilitas atau pergerakan usus besar.
~ mengurangi resiko penyakit jantung
~ mengikat asam empedu
~ mengikat lemak dan kolesterol, (yang kemudian dikeluarkan melalui feses)
Fungsi utama serat pangan tidak larut air:
- mempercepat transit (waktu tinggal) makanan dalam usus dan meningkatkan berat feses
- memperlancar proses BAB dan mengurangi risiko wasir, divertikulosis dan kanker usus besar.
2. Sumber Antioksidan
Kemampuan antioksidan dari buah mangga dihasilkan oleh berbagai senyawa yang terdapat di dalamnya, yaitu betakaroten, senyawa fenolik, lupeol, vitamin C, E, serta beberapa mineral seperti Cu, Zn, Mn, dan Se. Senyawa2 tersebut dapat melindungi tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas, seperti kanker. Radikal bebas adalah molekul tidak stabil yang dihasilkan oleh berbagai proses kimia normal tubuh, radiasi matahari atau kosmis, asap rokok, dan pengaruh lingkungan lainnya. Radikal ini apabila tidak dinetralkan oleh senyawa antioksidan, dapat menyerang partikel dan molekul lainnya dalam tubuh, menyebabkan perubahan mendasar pada materi genetis dan bagian-bagian penting sel lainnya.
Berdasarkan hasil evaluasi aktivitas antioksidan dan beberapa buah tropis, diketahui bahwa mangga memiliki aktivitas penangkapan terhadap radikal hikroksil (OH-) yang sangat kuat, serta dapat melindungi deoksiribosa lebih baik dibandingkan dengan antioksidan sintetik (BHA dan BHT). Penelitian juga menunjukkan bahwa mangga memiliki kemampuan menangkap HOCI lebih kuat daripada pisang (Murcia et,al, 2001).
3. Sumber vitamin C.
Kandungan vitamin C mangga cukup layak diperhitungkan. Jika setiap 100 gram mangga masak rata2 dapat memasok vitamin C sebanyak 41 mg, dengan mengonsumsi mangga ranum 150 gram, kecukupan vitamin C yang dianjurkan untuk laki2 dan perempuan dewasa per hari (masing2 60 mg) dapat terpenuhi. Di samping berfungsi sebagai antioksidan, vitamin C memiliki fungsi menjaga dan memelihara kesehatan pembuluh2 kapiler, kesehatan gigi dan gusi. Vitamin C juga membantu penyerapan zat besi dan dapat menghambat produksi nitosamin, zat pemicu kanker.
4. Sumber Kalium.
Kalium terdapat dalam jumlah besar pada buah mangga. Tiap 100 gram mangga, mengandung kalium 156 mg. Dengan mengkonsumsi buah mangga minimal 250 gram, kecukupan kalium sebanyak 400 mg per hari dapat terpenuhi. Kalium mempunyai fungsi meningkatkan keteraturan denyut jantung, mengaktifkan kontraksi otot, dan membantu tekanan darah. Konsumsi kalium yang memadai dapat mengurangi efek natrium dalam meningkatkan tekanan darah dan secara bebas memberikan kontribusi terhadap penurunan risiko terkena stroke.
5. Air
Karena mengandung unsur air yang paling tinggi maka buah mangga dapat di ambil sarinya atau dibuat sebagai jus. Oleh karena rasa manis dan airnya yang tinggi menyebabkan buah ini amat menyegarkan ketika dimakan, walaupun agak lecek dan kotor. Di pasar dan supermarket kini sudah sangat mudah dijumpai jus mangga yang telah dikemas dalam produk siap untuk konsumsi.
Khasiat Mangga
1. Para ahli menyakini mangga adalah sumber karotenoid yang disebut beta crytoxanthin, yaitu bahan penumpas kanker yang baik.
2. Membantu sistem pencernaaan
3. Peluruh urine, penyegar, penambah nafsu makan, pencahar ringan.
4. Baik untuk menjaga kesehatan mata, mulut dan tenggorokan.
5. Dapat mengobati sariawan, menjaga kesehatan gigi dan gusi.
6. Dapat menurunkan risiko terkena stroke.
7. Dapat mengatasi radang kulit.
8. Dapat menurunkan panas/demam.
9. Sebagai pembersih darah
10. Dapat menghilangkan bau badan
Pengobatan dengan buah mangga
a. Pengobatan radang kulit;
Gunakan kulit buah mangga. Caranya, 150 gram kulit buah mangga dimasak dengan air secukupnya hingga mendidih. Dalam kondisi hangat, air rebusan ini dipakai untuk mencuci bagian kulit yang mengalami sakit atau peradangan.
b. Mengobati influenza
Caranya, 200 gram daging buah mangga ditambah 10 gram jahe dan dua batang daun bawang putih. Bahan tersebut direbus dengan 500 cc air hingga tersisa separuhnya, kemudian air disaring dan diminum.
c. Mengobati mabuk perjalanan
Caranya, mangga dikeringkan dan direbus dengan air secukupnya. Setelah hangat, tambahkan madu secukupnya dan 10 cc air jeruk nipis lalu diaduk hingga rata, minum selagi hangat.
d. mengobati batuk dan sesak nafas
caranya, ambil 1 buah mangga, 1 sdm air jeruk nipis, 2 sdm madu, 100 ml air hangat, lalu semua bahan diblender sampai halus, minum 2 x sehari.
(berbagai sumber)

Buah Merah


Kekayaan biodiversitas alam Indonesia khas pulau Papua -yg sejak lama dikenal sebagai kawasan tempat tumbuh subur beragam anggrek eksotik- menjelang tutup tahun 2004 y.l. tiba-tiba dihebohkan dengan liputan media yg meluas tentang sensasi penemuan Buah Merah asli Papua yg berkhasiat sebagai ramuan penangkal HIV/AIDS,Kanker,Asam Urat,Diabetes.

Belum tuntas adanya memang penelitian tentang keampuhan khasiat sari buah Merah Papua sebagai penangkal AIDs serta beberapa penyakit degeneratif lainnya. Namun setidaknya penelitian riset ilmiah khasiat Buah Merah Papua atas karya temuan peneliti Indonesia sendiri dapat menjadi modal yg amat berharga dalam upaya terobosan penyembuhan medis penyakit AIDS yg hingga kini belum ada obatnya dimana pun di seluruh dunia. Selain itu setidaknya penelitian khasiat Buah Merah Papua sebagai obat penyakit degeneratif dan suplemen kesehatan, serta upaya pembudidayaan tanaman Buah Merah oleh bangsa sendiri dapat menjadikannya dikenal khalayak seperti halnya popularitas khasiat sari buah mengkudu yg telah terlebih dulu mendunia.
Nama latin Buah Merah adalah "Pandanus conoideus Lam" (Red Froot=English) adalah tanaman khas spesifik atau endemik yang tumbuh di p.Papua dan sebagian kepulauan Maluku. Tanaman Buah Merah termasuk tanaman keluarga pandan-pandanan dgn pohon menyerupai pandan, namun tinggi tanaman dapat mencapai 16m dengan tinggi batang bebas cabang sendiri setinggi 5 sampai 8 m yang diperkokoh akar-akar tunjang pada batang sebelah bawah.
Kultivar buah berbentuk lonjong dgn kuncup tertutup daun buah. Buah Merah sendiri panjang buahnya mencapai 55 cm, diameter 10-15 cm, dan bobot 2-3 kg. Warnanya saat matang berwarna merah maroon terang. Walau sebenarnya ada jenis tanaman ini yg berbuah berwarna coklat dan coklat-kekuningan.
Budidaya tanaman dipelopori oleh seorang warga lokal Nicolaas Maniagasi sejak tahun 1983, dan atas jerih payahnya tersebut mendapatkan penghargaan lingkungan hidup Kehati Award 2002.
Adapun penelitian tentang khasiat pengobatan Buah Merah pertama kali dilakukan oleh peneliti dosen Universitas Cendrawasih di Jayapura yaitu Drs. I Made Budi M.S. Sebagai ahli gizi dan dosen Universitas Cendrawasih sempat mengamati secara seksama kebiasaan masyarakat tradisional di Wamena, Timika dan desa-desa kawasan pegunungan Jayawijaya yang mengonsumsi buah merah sebagai obat cacing, penyakit kebutaan, dan penyakit kulit.
Selain itu pengamatan atas masyarakat lokal berbadan lebih kekar dan berstamina tinggi, pd hal hidup sehari-hari secara asli tradisional yg serba terbatas dan terbuka dalam berbusana dalam kondisi alam yg keras serta terkadang bercuaca cukup dingin di ketinggian pegunungan. Keistimewaan fisik penduduk lain yakni jarang yg terkena penyakit degeneratif seperti; hipertensi, diabetes, penyakit jantung dan kanker.
Dengan meneliti kandungan komposisi gizinya, ternyata dalam ujud sari buah merah itu banyak mengandung antioksidan (kandungan rata-rata):
- Karoten (12.000 ppm)
- Betakaroten (700 ppm)
- Tokoferol (11.000 ppm)
Disamping beberapa zat lain yang meningkatkan daya tahan tubuh, a.l:
asam oleat, asam linoleat, asam linolenat, dekanoat, Omega 3 dan Omega 9, yg semuanya merupakan senyawa aktif penangkal terbentuknya radikal bebas dalam tubuh.

Betakaroten berfungsi memperlambat berlangsungnya penumpukan flek pada arteri. Jadi aliran darah ke jantung dan otak berlangsung tanpa sumbatan. Interaksinya dengan protein meningkatkan produksi antibodi. Ini meningkatkan jumlah sel pembunuh alami dan memperbanyak aktifitas sel T Helpers dan limposit. Suatu kutipan studi membuktikan konsumsi betakaroten 30-60 mg/hari selama 2 bulan membuat tubuh dapat memperbanyak sel-sel alami pembasmi penyakit. Bertambahnya sel-sel alami itu menekan kehadiran sel-sel kanker karena ampuh menetralisasikan radikal bebas senyawa karsinogen penyebab kanker.
Dalam beberapa penelitian terbatas yg dilakukan I Made Budi dengan metode pengobatan langsung dengan sari buah Buah Merah, peneliti mengungkapkan keberhasilan yg amat tinggi dalam upaya pengobatan yg dilaksanakan terhadap penyakit yaitu;
tumor otak, tumor kandungan, tumor payudara, kanker hati, bahkan juga HIV/AIDS yg sebagian besar kasus penyembuhan terjadi atas pasien-pasien di Papua maupun penderita penyakit di p.Jawa.