bekam, cara berbekam, dan manfaat bekam untuk kesehatan
Sebagian orang masih asing dengan istilah
bekam. Padahal pengobatan alternative ini sudah diterapkan dan terbukti
bermanfaat semenjak zaman para Nabi. Seperti apa sebenarnya terapi
bekam, bagaimana metodenya dan benarkah bisa menyembuhkan?
Bagi
yang belum pernah mencoba, terapi bekam memang terlihat irasional,
mengada-ngada bahkan terkesan kuno, dibandingkan dengan pengobatan medis
modern. Perlatan yang digunakan hanya berupa kop atau tabung, pipa
penghisap, pisau bedah atau silet. Setelah titik simpul syaraf penyebab
penyakit di tentukan, proses bekampun berlangsung. Tak perlu waktu lama
dan Anda dijanjikan kesebuhan sesuai dengan keluhan. Benarkah demikian?
Sudah Ada Semenjak Zaman Para Nabi
Bahkan merupakan perintah para malaikat kepada Nabi Besar Muhammad saw. yaitu ketika beliau dalam perjalan isra'mi'raj
Pengobatan dengan bekam sudah digunakan semenjak zaman Nabi. Terbukti dengan adanya hadis Nabi Muhammad SAW yang berbunyi “Kesembuhan
itu terdapat pada tiga hal, yaitu minuman madu, sayatan alat bekam dan
kay(pembakaran) dengaan api, dan sesungguhnya aku melarang umatku dari
kay.” Sabda yang lain “Sungguh, pengobatan paling utama yang kalian gunakan adalah bekam,”(Hadits
Shohih). Pengobatan ini memang berasal dari Timur Tengah. Bekam sendiri
merupakan terjemahan dari hijamah, dari kata kata al-hajmu yang berarti membekam. Berarti alhijamah atau
bekam diartikan sebagai peristiwa penghisapan darah dengan alat
menyerupai tabung, mengeluarkan darah dari permukaan kulit dengan
penyayatan. Demikian tutur Abu Fabby, ahli bekam yang berpraktek di
kawasan Tanggerang dan Bandung kepada penulis
Dalam
perkembanganya, bekam tidak hanya terkenal di Timur Tengah namun
menyebar ke daratan Eropa dan Asia seperti Cina dan Indonesia.
Masyarakat Cina mengenal bekam sebagai terapi kop, sedangkan warga Eropa
menyebutnya terapi cupping. Banyak penelitian bekam dilakukan oleh
ilmuwan negara barat. Seperti penelitian Kohler D (1990) yang dituangkan
dalam buku berjudul, The Connective Tissue as The Physical Medium for Conduction of Healing Energy in Cupping Therapeutic Method
(Jaringan Ikat sebagai Media Fisik untuk Menghantarkan Energi
Pengobatan dengan Bekam). Sedangkan Thomas W. Anderson (1985) juga
mempublikasikan penelitian bekam dalam bentuk buku berjudul 100 Diseases Treated by Cupping Method atau 100 Penyakit yang Dapat Diobati dengan Bekam.
Harus Serba Steril
Di
Indonesia terapi bekam memang belum banyak diteliti kebenaran
manfaatnya. Namun berdasarkan pengalaman praktek Abu Fabby, sudah banyak
pasien bisa disembuhkan. seperti sakit kepala, pusing-pusing, sakit
pinggang, sakit punggung dan sakit berat lainnya. Menurut Abu, pasien
bisa sebuh karena dilakukan bekam pada titik-titik saraf terkait dengan
penyakit yang dikeluhkan pasien. Caranya, titik yang akan dibekam
diolesi dengan alcohol 75% agar steril, proses berikutnya dibekam hingga
kulit terlihat tertarik dan berwarna kemerahan. Selanjutnya permukaan
kulit (epidermis) disayat dengan pisau bedah atau silet steril sehingga
akan keluar darah kotor. Setelah darah keluar disedot lagi dengan bekam
hingga keluar getah bening. Getah bening ini yang berfungsi menutup
lapisan yang tersayat. “Asal dilakukan dengan benar dan steril bekam
tidak berbahaya karena yang tersayat hanya lapisan kulit luar, tidak
sampai ke dalam lapisan daging. Biasanya 3 hari luka sudah sembuh dan
mengering,” papar Abu Fabby. Melakukan bekam harus serba steril, steril
hatinya dalam arti iklas dalam melakukanya, jika memungkinkan sebaiknya
dilakukan sambil berpuasa baik pasien maupun yang mengobati, meminta
kesembuha dari-Nya. Alat yang digunakan juga harus steril, seperti gelas
bekam, penyedot udara, pisau/silet dan kantung tangan. Alat seperti
silet dan kantung tangan harus sekali pakai langsung dibuang.
Walaupun
tidak berbahaya, bekam tidak dianjurkan untuk penderita diabetes,
pasien yang fisiknya lemah, penderita infeksi kulit merata, kanker
darah, sedang hamil dan rentan keguguran kandungan, hepatitis A dan B,
penderita anemia serta pasien yang sedang menjalani cuci darah. Jika
dilakukan bekam pada golongan ini, dimungkinkan akan terjadi efek
samping yang tidak diinginkan.
Prinsip Kerja dan Manfaat Bekam
Di
luar negeri sudah banyak diteliti tentang cara kerja dan manfaat dari
terapi bekam, seperti yang dilakukan oleh Dr.Amir Muhammad Sholih (Dosen
Tamu di Universitas Chichago, peraih penghargaan di Amerika bidang
pengobatan natural dan anggota Organisasi Pengobatan Alternatif di
Amerika). Amir mengemukakan sisi ilmiah terapi bekam dalam majalah Arab
Al-Ahrom edisi 218-2001. Menurut Amir, pengobatan dengan bekam telah
dipelajari dalam kurikulum kedokteran di Amerika. Pengobatan bekam
terbukti bermanfaat karena orang yang melakukan pengobatan dengan bekam
dirangsang pada tritik saraf tubuh seperti halnya pengobatan akupuntur.
Tetapi dalam akupuntur yang dihasilkan hanya perangsangan, sedangkan
bekam selain dirangsang juga terjadi pergerakan aliran darah.
Manfaat
bekam juga dibenarkan oleh Dr.Ahmad Abdus Sami, Kepala Divisi
Hepatologi Rumah Sakit Angkatan Darat Mesir. Di majalah Al-Ahrom, Ahmad
berujar, “Unsur besi yang terdapat dalam darah manusia kadaranya
berbeda-beda. Bisa berupa unsur panas yang dapat menyebabkan
terhambatnya aktifitas sel-sel sehingga mengurangi imunitas terhadap
virus. Karenanya pasien yang dalam darah kandungan besinya tinggi, raksi
pengobatan lebih lambat dibandingkan pasien kandungan besinya rendah
dalam darah. Risetnya juga membuktikan, pembuangan sebagian darah
seperti dalam terapi bekam terbukti mampu memulihkan reaksi pengobatan
menjadi lebih cepat sehingga bekam bisa diterapkan sebakai terapi
pendamping pengobatan medis. Hasil percobaan yang pernah dilakukan
Dr.Amir pada pasien terinveksi virus hepatitis C dan memiliki kadar besi
cukup tinggi dalam darahnya. Setelah pasien diterapi bekam dan diberi
obat Interferon dan Riboviron memiliki reaksi positif dan kekebalan
meningkat. Padahal sebelum dibekam reaksi terhadap obat tersebut hampir
tidak bereaksi.
Dalam pengantar buku berjudul Bekam Sunnah Nabi dan
Mukjizat Medis, Dr.Wadda,Amani Umar, memberikan penjelasan berbeda
tentang cara kerja bekam. Menurutnya, di bawah kulit dan otot terdapat
banyak titik saraf. Titik-titik ini saling berhubungan antara organ
tubuh satu dengan lainnya sehigga bekam dilakukan tidak selalu pada
bagian tubuh yang sakit namun pada titik simpul saraf terkait.
Pembekaman biasanya dilakukan pada permukaan kulit (kutis), jaringan
bawah kulit (sub kutis) jaringan ini akan “rusak”. Kerusakan disertai
keluarnya darah akibat bekam akan ikut serta keluar beberapa zat
berbahaya seperti serotonin, bistamin, bradiknin dan zat-zat berbahaya
lainnya. Bekam juga menjadikan mikrosirkulasi pembuluh darah sehingga
timbul efek relaksai pada otot sehingga dapat menurunkan tekanan darah.
Anda berniat mencobanya?
sumber budi utomo