Sabtu, 28 September 2013

Types of Cupping Therapy


Cupping Therapy

Cupping therapy is a form of alternative medicine in which cups are placed on the skin to create suction. The cups can be made of a variety of materials, including:
  • Glass
  • Bamboo
  • Earthenware
Supporters of cupping therapy believe the suction of the cups mobilizes blood flow to promote the healing of a broad range of medical ailments.

Recommended Related to Mind, Body, Spirit

When heart specialist John M. Kennedy, M.D., of Harbor-UCLA Medical Center, stands at the scrub sink before an operation, he breathes deeply with  seven-count exhales, visualizing how he wants the procedure to go. "Athletes use these techniques to perform under pressure, but we can all call on them in our regular lives," Dr. Kennedy says. It starts with knowing what kind of breathing works best for the challenge you're facing. Here's what the latest research shows. REV UP If...

Cupping therapy dates back to ancient Egyptian, Chinese, and Middle Eastern cultures. One of the oldest medical textbooks in the world, the Ebers Papyrus, describes how the ancient Egyptians were using cupping therapy in 1,550 B.C.
In general, Western medical societies are skeptical of the health claims made by cupping therapy supporters. "Available scientific evidence does not support cupping as a cure for cancer or any other disease," states the American Cancer Society. "Reports of successful treatment with cupping are mainly anecdotal rather than from research studies."
But a 2012 study published in the journal PLoS ONE suggests that cupping therapy may have more than a placebo effect. Australian and Chinese researchers reviewed 135 studies on cupping therapy published between 1992 and 2010. They concluded that cupping therapy may be effective when combined with other treatments like acupuncture or medications in treating various diseases and conditions, such as:
  • Herpes zoster
  • Acne
  • Facial paralysis
  • Cervical spondylosis
But the researchers acknowledge that many of the studies in their review may have contained some bias. They say better studies are needed to draw a definite conclusion.

Types of Cupping Therapy

There are various types of cupping therapy, including:
  • Dry cupping (suction only)
  • Wet cupping (combination of suction and controlled medicinal bleeding)
During both types of cupping, a flammable substance such as alcohol, herbs, or paper is placed in a cup and set on fire. As the fire goes out, the cup is placed upside down on the patient's skin.
As the air inside the cup cools, it creates a vacuum. This causes the skin to rise and redden as blood vessels expand. The cup is generally left in place for five to 10 minutes.
A more modern version of cupping uses a rubber pump to create the vacuum inside the cup. Sometimes practitioners use medical-grade silicone cups. These are pliable enough to be moved from place to place on the skin and produce a massage-like effect.
During wet cupping, a mild suction is created using a cup that is left in place for about three minutes. The practitioner then removes the cup and uses a small scalpel to make superficial skin incisions. Then he or she performs a second suction to draw out a small quantity of blood.
After the procedure, the site may be covered with an antibiotic ointment and bandage to prevent infection. The skin's appearance generally returns to normal within 10 days.
Cupping therapy supporters believe that wet cupping removes harmful substances and toxins from the body to promote healing.

Jumat, 27 September 2013

terapi bekam: Pengobatan Stroke

terapi bekam: Pengobatan Stroke: Obat Penyakit Stroke Ringan dan Berat Stroke adalah suatu kondisi yang terjadi ketika pasokan darah ke suatu bagian otak tiba-tiba tergang...


Kamis, 26 September 2013

Mengenal Darah Dalam Tubuh Kita

Darah adalah suatu jaringan tubuh yang terdapat di dalam pembuluh darah yang warnannya merah. Warna merah itu keadaannya tidak tetap tergantung pada banyaknya kadar oksigen dan karbondioksida didalamnya. Darah yang banyak mengandung karbon diogsida warnanya merah tua. Adanya oksigen dalam darah di ambil dengan cara bernapas, dan zat tersebut sangat berguna pada peristiwa pembakaran/ metabolisme di dalam tubuh. Vikositas/ kekentalan darah lebih kental dari pada air yang mempunyai BJ 1,041-1,065, temperatur 380C, dan PH 7,37-7,45.



Darah selamanya beredar di dalam tubuh oleh karena adanya kerja atau pompa jantung. Selama darah beredar dalam pembuluh maka darah akan tetap encer, tetapi kalau ia keluar dari pembuluhnya maka ia akan menjadi beku. Pembekuan ini dapat dicegah dengan jalan mencampurkan ke dalam darah tersebut sedikit obat anti- pembekuan/ sitrus natrikus. Dan keadaan ini akan sangat berguna apabila darah tersebut diperlukan untuk transfusi darah.

Pada tubuh yang sehat atau orang dewasa terdapat darah sebanyak kira-kira 1/13 dari berat badan atau kira-kira 4-5 liter. Keadaan jumlah tersebut pada tiap-tiap orang tidak sama, bergantung pada umur, pekerjaan, keadaan jantung, atau pembuluh darah.

A. Fungsi Darah

a. Sebagai alat pengangkut yaitu:

  • Mengambil oksigen/ zat pembakaran dari paru-paru untuk diedarkan keseluruh jaringan tubuh.
  • Mengangkut karbon dioksida dari jaringan untuk dikeluarkan melalui paru-paru.
  • Mengambil zat-zat makanan dari usus halus untuk diedarkan dan dibagikan ke seluruh jaringan/ alat tubuh.
  • Mengangkat / mengeluarkan zat-zat yang tidak berguna bagi tubuh untuk dikeluarkan melalui ginjal dan kulit.

b. Sebagai pertahanan tubuh terhadap serangan penyakit dan racun dalam tubuh dengan perantaraan leukosit dan antibodi/ zat–zat anti racun.
c. Menyebarkan panas keseluruh tubuh.

B. Kandungan Darah

Kandungan dalam darah: 

  • Air    : 91%
  • Protein    : 3% (albumin, globulin, protombin dan fibrinigen)
  • Mineral    : 0,9% (natrium klorida, natrium bikarbonat, garam fosfat, magnesium, kalsium, dan zat besi).
  • Bahan organik    : 0,1% (glukosa, lemak asam urat, kreatinin, kolesterol, dan asam amino).


C. Bagian- bagian Darah

C.a. Sel-Sel Darah

1. Sel darah merah (Eritrosit)
Sel darah merah (eritrosit) bentuknya seperti cakram/ bikonkaf dan tidak mempunyai inti. Ukuran diameter kira-kira 7,7 unit (0,007 mm), tidak dapat bergerak. Banyaknya kira–kira 5 juta dalam 1 mm3 (41/2 juta). Warnanya kuning kemerahan, karena didalamnya mengandung suatu zat yang disebut hemoglobin, warna ini akan bertambah merah jika di dalamnya banyak mengandung oksigen.

Fungsi sel darah merah adalah mengikat oksigen dari paru–paru untuk diedarkan ke seluruh jaringan tubuh dan mengikat karbon dioksida dari jaringan tubuh untuk dikeluarkan melalui paru–paru. Pengikatan oksigen dan karbon dioksida ini dikerjakan oleh hemoglobin yang telah bersenyawa dengan oksigen yang disebut oksihemoglobin (Hb + oksigen 4 Hb-oksigen) jadi oksigen diangkut dari seluruh tubuh sebagai oksihemoglobin yang nantinya setelah tiba di jaringan akan dilepaskan: Hb-oksigen Hb + oksigen, dan seterusnya. Hb tadi akan bersenyawa dengan karbon dioksida dan disebut karbon dioksida hemoglobin (Hb + karbon dioksida Hb-karbon dioksida) yang mana karbon dioksida tersebut akan dikeluarkan di paru-paru.

Sel darah merah (eritrosit) diproduksi di dalam sumsum tulang merah, limpa dan hati. Proses pembentukannya dalam sumsum tulang melalui beberapa tahap. Mula-mula besar dan berisi nukleus dan tidak berisi hemoglobin kemudian dimuati hemoglobin dan akhirnya kehilangan nukleusnya dan siap diedarkan dalam sirkulasi darah yang kemudian akan beredar di dalam tubuh selama kebih kurang 114 - 115 hari, setelah itu akan mati. Hemoglobin yang keluar dari eritrosit yang mati akan terurai menjadi dua zat yaitu hematin yang mengandung Fe yang berguna untuk membuat eritrosit baru dan hemoglobin yaitu suatu zat yang terdapat didalam eritrisit yang berguna untuk mengikat oksigen dan karbon dioksida. 

Jumlah normal pada orang dewasa kira- kira 11,5 – 15 gram dalam 100 cc darah. Normal Hb wanita 11,5 mg% dan laki-laki 13,0 mg%. Sel darah merah memerlukan protein karena strukturnya terdiri dari asam amino dan memerlukan pula zat besi, sehingga diperlukan diit seimbang zat besi. 

Di dalam tubuh banyaknya sel darah merah ini bisa berkurang, demikian juga banyaknya hemoglobin dalam sel darah merah. Apabila kedua-duanya berkurang maka keadaan ini disebut anemia, yang biasanya disebabkan oleh perdarahaan yang hebat, penyakit yang melisis eritrosit, dan tempat pembuatan eritrosit terganggu.

2. Sel darah putih (Leukosit)

Bentuk dan sifat leukosit berlainan dengan sifat eritrosit apabila kita lihat di bawah mikroskop maka akan terlihat bentuknya yang dapat berubah-ubah dan dapat bergerak dengan perantaraan kaki palsu (pseudopodia), mempunyai bermacam- macam inti sel sehingga ia dapat dibedakan menurut inti selnya, warnanya bening (tidak berwarna), banyaknya dalam 1 mm3 darah kira-kira 6000-9000. 

Fungsinya sebagai pertahanan tubuh yaitu membunuh dan memakan bibit penyakit / bakteri yang masuk ke dalam jaringan RES (sistem retikuloendotel), tempat pembiakannya di dalam limpa dan kelenjar limfe; sebagai pengangkut yaitu mengangkut / membawa zat lemak dari dinding usus melalui limpa terus ke pembuluh darah. 

Sel leukosit disamping berada di dalam pembuluh darah juga terdapat di seluruh jaringan tubuh manusia. Pada kebanyakan penyakit disebabkan oleh masuknya kuman / infeksi maka jumlah leukosit yang ada di dalam darah akan lebih banyak dari biasanya. Hal ini disebabkan sel leukosit yang biasanya tinggal di dalam kelenjar limfe, sekarang beredar dalam darah untuk mempertahankan tubuh dari serangan penyakit tersebut. Jika jumlah leukosit dalam darah melebihi 10000/mm3 disebut leukositosis dan kurang dari 6000 disebut leukopenia.

Macam- macam leukosit meliputi:

a. Agranulosit 
Sel leukosit yang tidak mempunyai granula didalamnya, yang terdiri dari: 

  • Limposit, macam leukosit yang dihasilkan dari jaringan RES dan kelenjar limfe, bentuknya ada yang besar dan kecil, di dalam sitoplasmanya tidak terdapat glandula dan intinya besar, banyaknya kira- kira 20%-15% dan fungsinya membunuh dan memakan bakteri yang masuk ke dalam jarigan tubuh.
  • Monosit. Terbanyak dibuat di sumsum merah, lebih besar dari limfosit, fungsinya sebagai fagosit dan banyaknya 34%. Di bawah mikroskop terlihat bahwa protoplasmanya lebar, warna biru abu-abu mempunyai bintik-bintik sedikit kemerahan. Inti selnya bulat dan panjang, warnanya lembayung muda.


b. Granulosit 
Disebut juga leukosit granular terdiri dari:
- Neutrofil
Atau disebut juga polimorfonuklear leukosit, mempunyai inti sel yang kadang-kadang seperti terpisah-pisah, protoplasmanya banyak bintik-bintik halus / glandula, banyaknya 60%-50%. 
- Eusinofil 
Ukuran dan bentuknya hampir sama dengan neutrofil tetapi granula dan sitoplasmanya lebih besar, banyaknya kira-kira 24%. 
- Basofil
Sel ini kecil dari eusinofil tetapi mempunyai inti yang bentuknya teratur, di dalam protoplasmanya terdapat granula-granula besar. Banyaknya setengah bagian dari sumsum merah, fungsinya tidak diketahui.

3. Sel Pembeku (Trombosit)

Trombosit merupakan benda-benda kecil yang mati yang bentuk dan ukurannya bermacam-macam, ada yang bulat dan lonjong, warnanya putih, normal pada orang dewasa 200.000-300.000/mm3.

Fungsinya memegang peranan penting dalam pembekuan darah. Jika banyaknya kurang dari normal, maka kalau ada luka darah tidak lekas membeku sehingga timbul perdarahan yang terus- menerus. Trombosit lebih dari 300.000 disebut trombositosis. Trombosit yang kurang dari 200.000 disebut trombositopenia. 
(Ikatan Terapis Bekam Indonesia)Di dalam plasma darah terdapat suatu zat yang turut membantu terjadinya peristiwa pembekuan darah, yaitu Ca2+ dan fibrinogen. Fibrinogen mulai bekerja apabila tubuh mendapat luka. ketika kita luka maka darah akan keluar, trombosit pecah dan mengeluarkan zat yang dinamakan trombokinase. Trombokinasi ini akan bertemu dengan protrombin dengan pertolongan Ca2+ akan menjadi trombin. Trombin akan bertemu dengan fibrin yang merupakan benang-benang halus, bentuk jaringan yang tidak teratur letaknya, yang akan menahan sel darah, dengan demikian terjadilah pembekuan. Protrombin di buat didalam hati dan untuk membuatnya diperlukan vitamin K, dengan demikian vitamin K penting untuk pembekuan darah.

C.b. Plasma Darah

Bagian cairan darah yang membentuk sekitar 5% dari berat badan, merupakan media sirkulasi elemen-elemen darah yang membentuk sel darah merah, sel darah putih, dan sel pembeku darah juga sebagai media transportasi bahan organik dan anorganik dari suatu jaringan atau organ. 

Pada penyakit ginjal plasma albumin turun sehingga terdapat kebocoran albumin yang besar melalui glomerulus ginjal. Hampir 90% dari plasma darah terdiri dari air, di samping itu terdapat pula zat-zat lain yang terlarut di dalamnya.(Ikatan Terapis BEkam Indonesia - ITBI)

Alhijamah / titik Bekam



Titik bekam / Alhijamah

I.       Tumor , kanker ,karsinoma , kista : diatas dan didaerah tumor dengan jarak sekitar 1,5 cm dari batas pinggir tumor kebibir kop hijamah , dikanan dan kirinya dengan jarak yang sama.
II.       Varises : sama dengan penanganan tumor atau kanker
III.      Koreng dikulit
IV.      Gigitan binatang berbisa
V.        Penyumbatan pembuluh darah


Titik larangan


I. Pusat kelenjar limfe atau getah bening ( nodi lymphatici ) yang berada di 6 tempat , yakni
a. Nodi lymphatici cervicales . posisinya dileher samping bawah telinga kanan dan kiri b. Nodi lymphatici axillares . posisinya diketiak kanan dan kiri
c. Nodi lymphatici inguanales. Posisinya diselangkangan depan , kanan dan kiri.
II.   Otak kecil bagian bawah . posisinya akhir tengkorak belakang bagian bawah
III.   Leher depan di bagian tenggorokan kanan dan kiri
IV.  Hepar , hati kiri .posisinya diulu hati, lekukan tulang iga tengah
V.    Tepat disendi – sendi tulang besar.
VI.    Lubang – lubang alami , seperti pusar , dubur , puting payudara , telinga dll.
VII.   Tepat divarises , tumor , kanker , kista .dipijit pun tidak boleh.
VIII.   Bagian tubuh yang amat sakit karena asam urat.
IX.     Perut wanita hamil , terutama kandungan usia muda.
X.     Titik yang sama kecuali setelah berlalu sekitar 1 bulan.
XI.     Daerah selangkangan atas karena tempat lubang hernia.
 

TITIK – TITIK YANG DISUNNAHKAN NABI :

1.     UMMU MUGHITS : Daerah ujung kepala , daerah ini merupakan inti pengobatan karena daerah ini  terdapat jalur yang masuk langsung kedalam otak yang palim dalam yang diselimuti paling banyak pembuluh darah dan disitu terdapat banyak manfaat apabila aliran darah dalam otak lancar karena reseptor – reseptor dapat bekerja bagus  yang berguna untuk mengontrol seluruh kerja organ – organ dalam tubuh dan hormon – hormon , begitu pula syaraf – syaraf otak dapat bekerja dengan baik.
2.     AL-AKHDAIN : daerah leher belakang kanan dan kiri , disitu terdapat hubungan aliran darah langsung dari tangan kanan dan kiri , jantung , paru – paru , mata , telinga , gigi , leher , pundak
3.     KAAHIL : Daerah diantara 2 pundak atau tepatnya di Cervical VII ,  Menurut Nabi  daerah ini dapat menyembuhkan 72 penyakit . dari gambar aliran darah daerah ini terdapat cabang – cabang pembuluh darah dari seluruh organ tubuh dalam manusia.
4.     NAGHIDH : Di atas clavicula persis ,di situ Rasulluloh pernah dihijamah waktu diracun pada makanannya
5.     ILTIWA’ : Daerah pada maleolus dan Calcaneus disitu terdapat aliran darah dari Vena besar yang mendapat aliran darah dari semua organ – organ tubuh dan disitu sebetulnya dapat menarik semua aliran darah kotor , tetapi karena area untuk hijamah kurang lebar maka yang terbaik yaitu di KAAHIL, daerah Iltiwa’ dapat mengobati keluhan – keluhan pada daerah kaki , paha , jari – jari kaki .

sumber : ITBI