Minggu, 10 Maret 2013

Apakah orang yang mendatangi peramal dan bertanya padanya kufur?


السؤال : كيف نجمع بين الحديثين التاليين: 1- (من أتى عرافاً فسأله عن شيء فصدقه لم تقبل له صلاة أربعين يوماً) ، رواه مسلم في صحيحه. 2 – (من أتى كاهناً فصدقه بما يقول فقد كفر بما أنزل على محمد) ، رواه أبو داود . فالحديث الأول لا يدل على الكفر في حين الآخر يدل على الكفر.

Pertanyaan : Bagaimana kita dapat menyelaraskan antara dua hadits berikut ini?
1 – “Siapapun yang pergi ke peramal dan bertanya kepadanya tentang sesuatu dan percaya dia, shalatnya tidak akan diterima selama empat puluh hari.” [H.R. Muslim]
2 – “Siapapun yang pergi ke dukun dan percaya apa yang ia katakan maka ia telah kafir akan apa yang telah diturunkan kepada Muhammad.” [H.R. Abu Daud]
Hadits pertama tidak menunjuk kepada kekufuran sedangkan hadits kedua tidak.
الجواب:
الحمد لله
“لا تعارض بين الحديثين، فحديث: (من أتى عرافاً أو كاهناً فصدقه فقد كفر بما أنزل على محمد) يراد منه: أن من سأل الكاهن معتقداً صدقه وأنه يعلم الغيب فإنه يكفر؛ لأنه خالف القرآن في قوله تعالى: (قُلْ لَا يَعْلَمُ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ الْغَيْبَ إِلَّا اللَّهُ) النمل/65
.
Jawaban : Tidak ada kontradiksi antara dua hadits.
Yang dimaksud dengan hadits “Barangsiapa yang pergi ke dukun dan percaya apa yang ia katakan, maka ia telah kafir kepada apa yang telah diturunkan kepada Muhammad” adalah bahwa orang yang bertanya seorang peramal suatu pertanyaan, lalu percaya bahwa ia mengatakan kebenaran dan bahwa ia tahu yang gaib , maka ia telah melakukan kekufuran, karena ia telah melawan al-Qur’an di mana Allah berfirman: “Katakanlah:” Tidak ada di langit dan di bumi mengetahui yang ghaib kecuali Allah “[Al -Naml:65].
وأما الحديث الآخر: (من أتى عرافاً فسأله عن شيء لم تقبل له صلاة أربعين ليلة) رواه مسلم وليس فيه (فصدقه). فبهذا يُعلم أن من أتى عرافا فسأله لم تقبل له صلاة أربعين ليلة ، فإن صدقه فقد كفر.
وبالله التوفيق. وصلى الله على نبينا محمد، وآله وصحبه وسلم” انتهى . اللجنة الدائمة للبحوث العلمية والإفتاء
الشيخ عبد العزيز بن عبد الله بن باز ، الشيخ عبد الرزاق عفيفي ، الشيخ عبد الله بن غديان . ”فتاوى اللجنة الدائمة” (2/48) . والله أعلم
Adapun hadits kedua, “Siapapun yang pergi ke peramal dan bertanya kepadanya tentang sesuatu, maka shalatnya tidak akan diterima selama empat puluh malam.” [H.R. Muslim] Dan tidak ada kata-kata “dan percaya kepadanya” .
Dari sini kita ketahui bahwa jika orang pergi ke peramal dan bertanya kepadanya apa pun, shalatnya tidak akan diterima selama empat puluh hari, dan jika ia percaya dirinya, maka dia telah melakukan tindakan kekufuran. [Al-Lajnah Ad-Daimah lil Buhuuts Al-Ilmiyyah wa Al-Iftaa' 2/48]
Wallahu a’lam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar